Kamis, 08 September 2011

AFTER COMA

BAWAH TANAH
BERONTAK

tangan ku terkepal tak
bergerak
diam menunggu saat tuk
berontak jerat yang mengikat
menyesakkan
tak mampu redupkan amarah
ini saatnya
kita meronta
teriak lantang ini saatnya
kita hancurkan
belenggu dosa
lepaskan rasa
sembuhkan luka
hidup yang terasa menyakitkan
membunuh harapan
membutakan
aku tersentak coba
merangkak
menepiskan dosa derita lepaskanlah
jerat dosa
hunuskan pedang
kepalkan tangan
berontak meronta
hidup ini tak berarti
tanpa perlawanan
rasa amarah
dalam dada
kendalikan jiwa
semua nyawa yang terlepas
takkan terabaikan



DALAM GELAP
keringat mengalir deras
membasahi peradaban
menghanyutkan mimpi yang terluka
kau lihat mataku hitam
menatap tajam menantang
sadari kenyataan yang kelam
waktupun tak berputar
tak bergerak tak beranjak
walaupun ku mencoba
untuk merangkak
untuk melangkah
cahaya perihkan mata
memaksaku tuk terjaga mengalirkan darah yang
tersisa
hidup mulai tak berarti
melemahkan tanpa henti
membunuhku perlahan dan
menghilang lepaskanlah
lepaskanlah jiwa
semoga di kehidupan kedua
akan kutemukan arti mimpi
yang nyata
tanpa ada kiasan yang fana seperti hidup yang kini ada
semoga bahagia itu benar-
benar ada
tanpa rekayasa
seperti dunia yang kini ada



SESAK

sesak kehidupan
sesak nafasku
sesak deritaku
sesak darahku
sesak matahari
sesak disini sesak rasa hati
sesak menanti
lepaskan
ku tersentak
sadari belenggu
tak bergerak serahkan jiwa


JELAGA

berdiriku terdiam,
membungkam
ditepi langit malam, terbakar
saksikan hidup, pudar dan redup
kikis harapan, butakan
pagiku tak lagi benderang
matahari temaram, menghitam
menunggu senja datang,
menjelang habiskan sisa masa, temui
ajalku
dalam sengal nafas yang
memburu
aku bertanya pada gelap yang
ternyata bukan tuhan ku namun gelap tak berikan
jawaban
sampai ajal hampiri nyawaku
kini ku terbakar, gelap yang
mencekam
teteskan darah, gelisah lepaskan, belenggu dosa
kekang jiwa
lepaskanlah


TERKAPAR LEMAH TERJAJAH

gelap kelam samar kurasa
cahaya rasa jiwa meratap tangisi dosa
tiada makna hidupku terasa
hampa
indah dunia tak lagi dapat ku
rasa
torehkan sejarah tak berharga
hinakan masa lalu bagai
sampah
hilangkan, harapan dalam dada
hancurkan, terkapar lemah
dan terjajah hampa maya, mimpi tak
menjadi nyata
hanya dosa, melumuri memar
luka
merah darah, basahi pelupuk
mata takkan hilang, amarah bakar
jiwaku
lepaskan belenggu
(lepaskanlah belenggu dosa,
lepaskan)
bebaskan jiwaku (bebaskanlah jiwa yang sesat dan hilang)
selamatkan semua asa, jangan
terlena dalam gelap
revolusi sampai mati, jangan
berpikir tuk berhenti
kepalkanlah tangan kanan, acungkan tanda perlawanan
teruskanlah langkah kaki,
meskipun lemah dan tak
berdaya
revolusi sampai mati

WebRepPredikat secara keseluruhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar